Selasa, 18 Ogos 2009

sajak: Aku Menjadi Lebih Berani

Kali ini
kau berbaju biru
dan bajuku ungu.
Sayang,hanya aku tahu
hatimu
tidak setulus hatiku
yang berbaju ungu

Bila begini,
sebilah pisaumu aku tidak gentar
sepatah kata
bisa,
aku merasa.

Hati dan rasa mengajarku
aku menjadi lebih berani.
Latifah Haji Shebli
puisi-puisi kenyalang 1, 1984
dewan bahasa dan pustaka

sajak: Derita Pertama

Adam ialah bapa kita
yang tercampak dari seberang dunia
kerana mencari syurga
di celah buah khuldi

Waktu terlantar di dunia baru
hari tengah malam
ia tidak mengerti apa yang terjadi
mulutnya bisu

Ia melihat sekeliling
mulai merasa cemas akan kegelapan
segumpal awan hinggap ke kening
ia tidak tahu apakah itu

Sepanjang malam ia tercengang
dari hatinya mengalir sungai duka
bagaimana akan kutempuh rimba kegelapan
tubuh seseorang

Sepanjang malam air matanya
membelah muka bulan

Suhaimi Haji Muhamad
Lagu kehidupan, 1990
Dewan bahasa dan pustaka

sajak:Indah Negeriku

Negeriku ternama
berseri,indah dan ceria
destinasi utama pilihan hati
para pengunjung tidak jemu
memuji

Negeriku aman damai
pepohon nyiur melambai
menaungi pasir halus di pantai
tempat pelancong berlibur dan bersantai

Negeriku aman sentosa
warganya bersatu hidup selesa
menjalin harmoni rukun muafakat
di bawah naungan raja berdaulat.

Isnin, 17 Ogos 2009

sajak: Kuala Lumpur

Tersegam indah
kota warisan
terkenal di seantero dunia
lambang kemegahan
bangsa berdaulat

Kuala Lumpur
di sini
kita hirup udara segar
kita petik bunga mekar
kita kejar mentari bersinar
kita nyanyi lagu syahdu

Kuala Lumpur
di sini kita lakar hayat penuh makna
kita bina mahligai bahagia
impian indah jadi nyata

Kuala Lumpur
selagi nafas berdenyut
selagi upaya bergayut
kita redah segala
kita perjuangkan untuk semua
yang gagah datang membantu
yang lemah kita bantu
Kuala Lumpur akan jadi bukti
kita sememangnya bangsa perkasa

sajak: Anak Laut

Segar angin laut
mengembalikan rindunya pada kolek
bagai buih kecil terapung di air
menjaring sedikit rezeki
dan sisik ikan
kulit ketam
kepala sotong
dan
kaki udang yang bersimpati

Seperti kolek terdampar di pasir
menampakkan urat jalur-jalur tua
anak laut itu sudah dapat menerka
langkahnya hampir tiba
pada muara Pencipta